Klaim baru-baru ini oleh seorang dokter bahwa orgasme pada wanita dapat menentukan jenis kelamin bayi laki-laki telah memicu kontroversi dan mengangkat alis di kalangan komunitas medis dan masyarakat umum. Dr. John Smith, seorang dokter kandungan dan ginekolog terkenal, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara baru-baru ini di sebuah acara bincang-bincang populer, membuat banyak orang penasaran dan mencari jawaban tentang validitas klaim ini. Sebelum membaca lebih lanjut yuk mampir ke MANTAP168
Menurut Dr. Smith, orgasme yang dialami wanita saat berhubungan seksual dapat memengaruhi jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Ia menjelaskan, saat orgasme, tubuh wanita melepaskan hormon tertentu yang menciptakan lingkungan basa di saluran reproduksi, yang lebih kondusif bagi kelangsungan hidup sperma yang membawa kromosom Y, yang bertanggung jawab menentukan jenis kelamin laki-laki. Di sisi lain, dengan tidak adanya orgasme atau kenikmatan seksual minimal, saluran reproduksi tetap bersifat asam, mendukung kelangsungan hidup sperma yang membawa kromosom X, yang bertanggung jawab untuk menentukan jenis kelamin perempuan.
Klaim Dr. Smith mendapat reaksi beragam dari komunitas medis. Beberapa ahli tertarik dengan konsep tersebut dan menganggapnya masuk akal, sementara yang lain skeptis dan menekankan perlunya penelitian ilmiah lebih lanjut untuk memvalidasi klaim tersebut. Dr. Anna Johnson, seorang ahli endokrin reproduksi, menyatakan, “Walaupun idenya menarik, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah saat ini terbatas untuk mendukung klaim ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami proses kompleks dan multifaktorial penentuan jenis kelamin janin. .”
Dr. Smith sendiri mengakui bahwa klaimnya didasarkan pada bukti anekdotal dari praktik klinisnya sendiri dan penelitian ilmiah yang lebih ketat diperlukan untuk menetapkan hubungan pasti antara orgasme wanita dan penentuan jenis kelamin bayi. Dia juga menyoroti bahwa faktor-faktor seperti waktu hubungan seksual dalam kaitannya dengan ovulasi, jumlah dan motilitas sperma, dan faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan jenis kelamin bayi, dan orgasme pada wanita mungkin hanya menjadi salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi.
Terlepas dari kurangnya bukti ilmiah yang konklusif, klaim Dr. Smith telah memicu minat dan keingintahuan yang cukup besar di kalangan masyarakat umum. Banyak wanita dan pasangan yang sedang mencoba untuk hamil mungkin tertarik dengan gagasan untuk mempengaruhi jenis kelamin bayi mereka melalui orgasme selama hubungan seksual. Namun, penting untuk mendekati klaim tersebut dengan hati-hati dan mengandalkan saran medis berbasis bukti.
Lisa Adams, seorang psikolog reproduksi, menekankan perlunya pendekatan yang seimbang, menyatakan, “Penting untuk diingat bahwa konsepsi dan penentuan jenis kelamin janin adalah proses kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Sementara orgasme selama hubungan seksual mungkin berdampak pada alkalinitas saluran reproduksi, tidak mungkin menjadi satu-satunya penentu jenis kelamin bayi.”
Selain itu, sangat penting untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan wanita dan bayi secara keseluruhan selama kehamilan, daripada hanya berfokus pada jenis kelamin bayi. Kehamilan adalah periode kritis yang membutuhkan perawatan prenatal yang tepat, gaya hidup sehat, dan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memastikan kesejahteraan ibu dan bayi yang sedang berkembang.
Penting juga untuk dicatat bahwa pemilihan jenis kelamin, atau pemilihan jenis kelamin bayi untuk alasan non-medis, merupakan topik yang kontroversial dan tidak didukung oleh pedoman etika di banyak negara. Sebagian besar organisasi medis, termasuk American Medical Association (AMA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak mendukung pemilihan jenis kelamin untuk alasan non-medis dan menganjurkan penggunaan teknologi reproduksi berbantuan hanya untuk tujuan medis.
Kesimpulannya, meskipun klaim bahwa orgasme pada wanita dapat menentukan jenis kelamin bayi laki-laki memang menarik, hal itu tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat saat ini. Penting untuk mendekati klaim semacam itu dengan hati-hati dan mengandalkan saran medis berbasis bukti dari profesional perawatan kesehatan yang berkualifikasi. Kehamilan dan penentuan jenis kelamin janin adalah proses kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor, dan sangat penting untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi secara keseluruhan selama periode kritis ini.